Pinjaman memang tidak bisa dielakan dalam kehidupan sehari hari kita. Kita memang biasanya selalu menjauhi dalam urusan pinjaman ini, karena mungkin pinjaman ini akan menjadi beban dalam kehidupan sehari hari kita. Apalagi pinjaman yang dalam bentuk menggadaikan Sertifikat tanah, Bangunan dan Properti yang sangat berharga lainya.
Namun adakalanya, kita sangat membutuhkan pinjaman tersebut. Karena memang ada kebutuhan yang sangat mendesak atau memang untuk keperluan jangka panjang seperti membeli rumah, tanah dan yang lainya.
Jika kalian melakukan pinjaman hanya untuk keperluan yang tidak penting2 amat. Saya sarankan kalian tidak melakukan pinjaman, apalagi pinjaman dalam jumlah yang besar.
Dalam mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank , biasanya yang biasa kita perhatikan yaitu jumlah angsuran yang harus kita bayar tiap bulanya. Dan periode lama waktu pembayaran cicilan tersebut. Berikut persentase bunga yang harus dibayarkan bersamaan bayaran pokoknya.
Angsuran kredit ini biasanya terdiri dari jumlah pinjaman ditambah bunga yang dibebankan kepada pelanggan atas kredit yang diajukan. Meski banyak orang mengabaikan masalah bunga pinjaman, pada kenyataannya perhitungan bunga bisa mempengaruhi total nilai pinjaman yang kita pinjam.
Pada setiap jenis kredit memiliki cara menghitung bunga dan kebijakan yang diterapkan pada berbagai pinjaman tersebut tidak sama.
Jadi, sebelum kita akan mengajukan kredit, sebaiknya kita mengetahui cara menghitung persentase bunga pinjaman untuk mengecek keakuratan penghitungan bunga yang ditetapkan atas kredit kita.
Dengan memiliki wawasan penghitungan bunga dari jenis kredit yang kita ajukan, kita dapat menganalisis berapa besar cicilan atau cicilan yang dibebankan kepada kita dan berapa lama pinjaman tersebut dapat dilunasi.
Hanya dengan begitu, kita bisa mengelola keuangan dengan lebih optimal. Secara umum jenis bunga yang ditawarkan oleh masing-masing bank sebagai pemberi pinjaman cukup beragam, namun pada artikel kali ini kita hanya akan membahas jenis-jenis perhitungan bunga saja. Di bawah ini adalah metode penghitungan bunga berdasarkan jenis kredit yang diajukan.
Ada 2 Cara dalam Menghitung Bunga Pinjaman
1. Bunga flat
Jika kita bandingkan dengan dua jenis penghitungan bunga lainnya, tipe penghitungan bunga flat adalah metode yang paling mudah dan sederhana. Kita bahkan bisa memperoleh contohnya dari berbagai brosur kredit tanpa agunan atau kredit kepemilikan kendaraan bermotor.
Contohnya, jika anda pernah melihatnya pada brosur tersebut. Anda bisa melihat bagian ujung besaran biaya angsuran yang harus kita bayar setiap bulanya. Deretan angka tersebut berlaku hingga kredit lunas atau samapai akhir pinjaman berakhir.
Jumlah biaya untuk kolom ini dihitung dengan menggunakan metode tetap. Pada jenis kredit ini, bunga dan nilai maksimal akan dihitung secara seimbang sesuai dengan jangka waktu pinjaman atau jangka waktu tertentu.
Untuk memudahkan kami dalam menggambarkan perhitungan bunga tetap ini, berikut adalah contoh kasusnya: Tuan A mengajukan pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp 240 juta, dengan jangka waktu pengembalian 24 bulan dan akan dikenakan bunga Pinjaman 10% setiap tahun. Ini adalah biaya yang harus dibayar oleh Tuan. A setiap bulan.
Jumlah pinjaman : 240 juta
Bunga per tahun : 10%
Jangka waktu : 24 bulan
Cicilan pokok : Rp. 240 juta : (Dibagi) 24 bulan = Rp 10 juta/bulan
Bunga:
(Rp 240 juta X 10%) : 24 bulan = Rp 1 juta
Jadi, Angsuran setiap bulan : Rp 10 juta + Rp 1 juta = Rp 11 juta
Dari total pinjaman tersebut setelah dihitung dengan metode perhitungan bunga flat maka angsuran yang harus dibayar oleh Tuan A hingga pinjaman tersebut lunas adalah 11 juta rupiah setiap bulannya.
Karena jenis perhitungan bunganya flat maka nilai angsuran tidak akan berubah atau tetap.
2. Bunga efektif
Untuk perhitungan bunga yang satu ini, semakin lama jumlah cicilannya akan semakin sedikit. Dalam pinjaman ini, bunga cicilan dihitung sesuai dengan jumlah pinjaman yang tersisa.
Sistem perhitungan ini umumnya digunakan untuk pinjaman jangka panjang seperti pinjaman investasi atau pinjaman kepemilikan rumah (KPR).
Tentunya seiring berjalannya waktu, beban bunga yang harus dibayar nilainya akan semakin berkurang dan semakin kecil jika dibandingkan dengan perhitungan bunga flat yang telah kami jelaskan di atas.
Berikut ilustrasi Bunga Efektif: Bapak B mengajukan pinjaman sebesar Rp240 juta. Berapa cicilan yang harus dibayar tiap bulan:
Untuk menghitung bunga rumusnya adalah: SP X i X (30/360)
- SP: Saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
- i: Suku bunga setiap tahun
- 30: Jumlah hari dalam sebulan
- 360: Jumlah hari dalam setahun
Pokok pinjaman: Rp 240 juta
Bunga: 10% per tahun
Jangka waktu kredit: 24 bulan = (720 hari)
Cicilan 1 bulan:
= Rp 240 juta X 10% X (30 hari / 720 hari)
= Rp 1 juta
Cicilan pokok ditambah bunga di bulan 1 = Rp 10 juta + Rp 1 juta = Rp 11 juta.
Cicilan 2 bulan:
= Rp 230 juta X 10% X (30 hari / 720 hari)
= Rp958.333
Jadi, cicilan pokok ditambah bunga di bulan kedua = Rp 10.000.000 + 958.333 = 10.958.333
Begitu seterusnya sampai pembayaran cicilan lunas.
Dari perhitungan tersebut tentunya terlihat bahwa bunga setiap cicilan menjadi lebih kecil.
Nah, itulah cara menghitung bunga pinjaman yang paling sering diterapkan. Jangan lupa sesuaikan pinjaman dengan kemampuan kita untuk membayar, agar masalah tidak terjadi dikemudian hari yang dapat mengakibatkan aset yang kita miliki disita oleh Bank. Tentunya tidak mau, bukan?
Jadi, intinya. Sebelum kita mengajukan pinjaman ke bank atau pihak pemberi pinjaman lainnya, ada baiknya kita memperhatikan hal-hal sensitif terlebih dahulu. Seperti kondisi keuangan yang kita miliki, jumlah pinjaman yang harus dibayarkan, apakah perlu atau tidak untuk dipinjam dan berapa bunga yang dikenakan.
Jika semua sudah Anda pikirkan dengan matang dan kita mampu membayarnya, maka selanjutnya terserah kita masing-masing. Jangan sampai hal-hal yang kita bicarakan di atas terjadi pada kita.